IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Karena Cinta Itu Sempurna
Genre Buku : NonFiksi
Penulis : Indi
Penerbit : Homerian Pustaka
Tanggal Terbit : 01 Februari 2011
Tebal Buku : 180 hlm ; 0.20 kilogram
Harga Buku : Rp 29.000,-
Judul Buku : Karena Cinta Itu Sempurna
Genre Buku : NonFiksi
Penulis : Indi
Penerbit : Homerian Pustaka
Tanggal Terbit : 01 Februari 2011
Tebal Buku : 180 hlm ; 0.20 kilogram
Harga Buku : Rp 29.000,-
Kepengarangan
Karena Cinta Itu Sempurna
merupakan novel ke-2 karya Indi setelah sukses pada novel pertamanya yaitu
Waktu Aku Sama Mika. Indi yang awalnya hanya seorang penulis blog, saat ini
sudah mampu membagikan tulisannya ke media melalui novel-novel yang ia tulis.
Judul yang diberikan pada novel ini sangat sederhana namun istimewa.
Tokoh utama pada novel ini
adalah Indi (sang penulis). Novel ini masih berkisah tentang cerita hidup atau
diary sang penulis dari awal ia lahir sebagai pengidap Scoliosis hingga sukses
menjadi seorang penulis dan designer. Di dalam novel ini bisa dikatakan juga
sebagai cerita lanjutan dari novel yang sebelumnya, karena sang penulis
menceritakan kembali sang kekasihnya yaitu Mika yang mengidap HIV/AIDS.
Penulis ini sangat pandai
dalam menggunakan kata-kata atau gaya bahasa pada setiap tulisannya. Meskipun
penggunaan bahasanya sederhana, namun mampu membuat pembaca seolah-olah terbawa
dalam cerita yang dituliskan oleh penulis. Buku ini tidak hanya menceritakan
tentang penyakit yang mengidap pada tokoh utama, namun buku ini juga memberikan
banyak motivasi dan pembelajaran dalam hal kepercayaan diri dan kekuatan cinta
yang begitu luar biasa.
Sinopsis
Tuhan memberiku petunjuk nya
satu persatu. Aku yang menderita Scoliosis(Kelainan Tulang Belakang) dan
kemudian Mika HIV/AIDS. Aku mencari
pengobatan untuk penyembuhan kelainan tulang ini,tapi aku tak kuasa untuk mengenakan
pakaian yang seperti dari besi ,yang namanya Brace. Brace ini awalnya sangat
mengganggu. Aku tidak bisa bergerak dan melakukan aktivitas lainya dan paling
penting aku tidak boleh olahraga berlari dan melompat. Karena itu sama saja
membunuh tulang belakangku sehingga bertambah parah. Aku menuruti semua kemaua
orang tua meskipun itu sakit dan saat sekolah aku merasa semua temanku menghina
ku , bahkan guru yang ada di sekolah .
Mika adalah penyelamat
hidupku dan ada beberapa sahabat ku yang lain yang bersama aku. Mika adalah
orang yang paling berarti dalam hidupku saat aku mengenalnya di SMA .
Saat itulah aku membuat hidupku lebih berarti dan Mika pun ingin
menjalani hubungan denganku. Istimewa sekali ternyata ada orang yang terteguh
hati kepadaku meski yang lain sering menganggapnya anak cacat.
Aku Tumbuh menjadi remaja
yang dicintai ,sempurna dan bahkan special aku tidak lagi mempermasalahkan di
kelaianan yang aku derita sejak masih kecil. Meskipun sulit hidup penuh hinaan,
tapi aku sekarang memulai kembali hidupku dengan kebahagiaan dan bersama Mika . Mika menceritakan kepadaku
bahwa dia mengidap HIV/AIDS . Tetapi aku sama sekali tidak mengerti apa yang di
deritanya. Mika hanya menjelaskan padaku penyakit itu menyerang CD4 (sel darah
putih )yang kelamaan akan hilang sedikt demi sedikit . Aku sama sekali tidak
mengetahui penyakit itu.
"Apa
rasanya sakit, Mika? Waktu HIV membunuh CD4 kamu?"
Mika
menyelipkan rokoknya lagi, tapi kali ini lebih lama karena ia memutuskan untuk
mengunyahnya.
"Kamu
ingat bintang-bintang yang ditempel di papan di dalam kelasmu? Bu guru akan
mencabuti satu persatu jika ada murid yang nakal, iya kan?"
Aku
mengangguk.
"Bintang-bintang
itu seperti CD4, sedangkan Bu guru itu seperti HIV. Dan aku adalah muridnya,
Sugar... Jadi aku akan baik-baik saja, selama aku tidak nakal."
Aku
mengangguk mengerti.
Hingga pada suatu hari Mika harus meninggalkanku selamanya. Kepergian
mika membuatku sangat terpukul tak berdaya. Aku tidak bisa menjalani hidupku
dengan semangat. Mika yang membuat aku bangkit ,mika juga yang membuatku
kembali terpuruk ,bahkan lebih terpuruk dari sebelumnya. Kesedihan ,kekecewaan
dan kebingungan bercampur menjadi satu . Ketulusan cintaku telas pupus dan aku
memendamnya sampai nanti dan mengingat Mika dalam hidupku.
Aku harus bangkit
bagaimanapun kondisiku .aku sudah janji untuk melihat mika tersenyum dan orang
tua ku tersenyum seperti yang mika katakan
“Lakukanlah apa yang kamu ingin lakukan. Meskipun
menari tidak sehebat seorang penari “
Scoliosis menjadi ketegaran
hidupku dan menjadi manusia yang kuat
dan bisa beradaptasi dengan rasa kesakitan ini. Sedangkan Aids membuatku
mengerti bahwa manusia tidak memiliki otak yang sama ,tetapi berbeda dan aku mencoba menjadi Relawan HIV/AIDS dan
akhirnya aku berhasil.
Aku tidak bisa melupakan
Mika selamanya. Dia menjadi simpanan dalam hidupku meskipun sekarang ada yang
menggantikan Mika dan dia sangat setia dalam kondisiku apapun. Dia adalah Ray. Cobaan
hidup ini membuatku menjadi suatu pelajaran yang berharga. Dengan menikmati
hidup, bahagia, dan bersyukur kepada Tuhan. Sekarang aku juga menjadi seorang
designer.
Kelebihan
Cover pada novel ini dikemas
dengan gambar yang sederhana namun menarik dan unik. Gambar-gambar serta
tulisan yang digunakan pada setiap isi di halamannya juga menarik. Warna yang
digunakan juga cukup menarik perhatian pembeli. Pembahasan yang di sampaikan
pengarang amat sangat menarik untuk di baca serta gaya bahasa sederhana yang
digunakan pun mudah di pahami. Cerita tersebut juga merupakan pengalaman
pribadi sang pengarang untuk berbagi motivasi kepada pembaca.
Kekurangan
Buku ini nyaris tidak ada
kekurangannya. Namun, kertas yang digunakan pada buku ini kurang tebal sehingga
memungkinkan mudah tersobek.
Unsur
Instrinsik
Dalam Novel ini latar tempat
yang digunakan adalah di Jakarta dan Bandung. Tempat-tempat yang sering
dicantumkan pada novel ini adalah Rumah, Sekolah, Kafe Pizza, Rumah Sakit, dan
sebagainya.
Unsur Ekstrinsik
Penggunaan Bahasa Remaja dan Bahasa Sehari-hari.
Penggunaan Bahasa Remaja dan Bahasa Sehari-hari.
Kesimpulan
Meskipun Indi adalah seorang
scolioser, namun dihadapan banyak orang ia ingin menunjukkan bahwa penyakit ini
tidak membuat seorang lemah atau merasa tertekan karena kelainan yang dideritanya itu . Tetapi membuat hidupnya semakin lebih berarti dan bisa
melakukan apa saja yang ia inginkan. Ia ingin memotivasi agar kelainan ini
tidak menjadi akhir dari hidupnya dan
berjalanlah dengan menikmati semua apa adanya yang sudah ditentukan oleh Tuhan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar